BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Aug 25, 2010

aku insan sepi

Siksalah aku. Aku tidak menolak untuk jatuh cinta. Tetapi aku menyerah pada sepi. Seperti Isa Almasih belajar memanggul salib itu. Lukakan. Sedihkan. Meniadakan suka yang pernah kita rajut di halte itu. Aku menghormati keputusanmu untuk pergi dengan surat fatihah. Semoga kau bisa curi tentram untuk sementara waktu.

Kini, aku bermukim dalam cuaca. Mendidik rindu agar mengalah untuk kebaikanmu. Haruskah aku memihak pada kalender. Sehingga kisah cinta bisa ditertawakan. Inilah kita. Menuai rindu setelah filsafat usai. Rindu bukan sekedar kaleidoskop. Jelma masa lalu. Untuk kemudian mencari rindu yang lain untuk masa depan. Apakah ini?

Sepi, akhirnya. Aku kabarkan kepadamu. Cinta memang memabukkan. Maka aku nekat. Tak melihat fana. Apalagi tuhan. Jangan kau lihat kemurtadanku. Sebab imanku sudah dibunuh. Aku hanya ingat bibirmu. Yang membuat Jibril cemburu. Aku tak mau menjadi masa lalumu. Menjadi sekadar mitos pengantar tidurmu. Aku ingin kekal di darahmu. Berdiri bersama Isa Almasih. Memahat luka. Menenggelamkan amuk rindu pada sepi yang terasa semakin sempurna ini.

No comments:

Post a Comment